MAKALAH PSIKOLOGI UMUM

PSIKOANALISIS
LOGO_GUNADARMA



DISUSUN OLEH :
1.   INDAH ANUGRAH SARI
2.   SITI NURHIKMAH FAJARINI
3.   KARLINA SEPTIYANI
4.   MEISHA JIHAD YUDHIANA
5.   Venta O.T
6.   Surya Al Hakim
7.   Salman Al Farisi
8.   Cornelius Goldfritze


UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2014

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1             Latar Belakang
Manusia adalah makhluk hidup yang kompleks dan memiliki kepribadian yang terkadang berubah-ubah dari waktu ke waktu untuk memperbaharui apa yang ada dalam imajinasinya sehingga membutuhkan pemahaman kepribadian tingkat tinggi untuk melakukan dengan menyesuaikan kepribadiannya. Kerumitan itulah yang menyebabkan kepribadian manusia sukar untuk dipelajari. Selain itu, perilaku dan gerak gerik manusiapun seringkali mengandung makna yang tak dapat dijabarkan dengan pasti dan hanya bisa dipelajari dengan abstrak.
            Untuk itulah Freud mengembangkan sebuah penjelasan tentang struktur dasar kepribadian yang disebut Psikoanalisa. Pendekatan psikoanalisis juga dikenal dengan istilah psikodinamik. Pendekatan – pendekatan psikoanalisa atau psikodinamik menganggap bahwa tingkah laku abnormal disebabkan oleh faktor – faktor intrapsikis (konflik tak sadar, represi, mekanisme defensif) yang mengganggu penyesuaian diri. Psikoanalisa merupakan sebuah metode yang sangat berpengaruh  mengobati gangguan mental, di bentuk oleh teori psikoanalisa yang menekankan proses mental bawah sadar  dan kadang – kadang digambarkan sebagai “ psikologi mendalam “.

1.2       Rumusan Masalah
·                     Sejarah dan definisi psikoanalisa
·                     Konsep dan pengertian dasar psikoanalisa
·                     Penjabaran teori Sigmund Freud

1.3       Tujuan
·                    Mengetahui sejarah perkembangan psikoanalisa
·                    Memahami definisi dan pengertian psikoanalisa
·                    Memahami dan mengetahui konsep-konsep dasar psikoanalisa
·                    Memahami dan mengetahui maksud dan tujuan dari teori teori psikoanalisa Sigmund Fraud




BAB 2
PEMBAHASAN

2.1       Sejarah dan Definisi Psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud (1856-1939 seorang Jerman keturunan Yahudi yang lahir 6 Mei 1856 di Freiberg dan meninggal di London 23 September 1939. Psikoanalisis mulai diperkenalkan oleh Freud pada buku pertamanya yaitu penafsiran atas mimpi (Dream Interpretation) pada tahun 1900.
Istilah psikoanalisa mula-mula hanya digunakan pada hal-hal yang berhubungan dengan Freud saja, sehingga psikoanalisis dan psikoanalisis freud memiliki arti yang sama. Hal ini disebabkan karena murid-murid freud yang mengembangkan teori psikoanalisis baik yang sejalan maupun tidak, pada umumnya menggunakan istilah atau menggunakan nama yang berbeda untuk menunjukkan identitas ajaran mereka. Seperti Carl Gustav Jung dan Alfred Adler yang menciptakan psikologi analitis (analytical psychology) dan psikologi individual (individual psychology). Namun sejak psikoanalisis menjadi mode yang tersebar luas, istilah psikoanalisis banyak digunakan tidak saja pada hal-hal yang bersangkutan dengan Freud. Sampai akhir abad ke-19, ilmu kedokteran berpendapat bahwa semua gangguan psikis berasal dari salah satu kerusakan organis dalam otak. Belum banyak ilmuan yang meneliti area afektif yang menyebabkan gangguan psikis. Psikoanalisis merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh dalam mengubah pendapat tentang penyebab gangguan psikis.
Psikoanalisa merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Psikoanalisa jelas terkait dengan tradisi jerman yang menyatakan bahwa pikiran adalah entitas yang aktif, dinamis dan bergerak dengan sendirinya. Selain itu , psikoanalisa tidak lahir dari penelitian akademis , sebagaimana system-sistem lain, namun merupakan produk konsekuensi terapan praktik klinis. Penyusunan observasi yang dilakukan Freud bertujuan untuk menyusun berbagai pendekatan-pendekatan terapi yang sangat dibutuhkan. Formulasi-formulasi inilah yang diperluas ke teori psikodinamika perkembangan kepribadian yang bergantung pada pengurangan ketegangan
            Psikoanalisa merupakan psikologi ketidaksadaran. Kesadarannya tertuju kearah bidang motivasi,emosi,konflik,simptom-simptom neurotic,mimpi-mimpi dan sifat-sifat karakter. Teori psikoanalisa berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-anak dini.

2.2       Konsep Dasar Psikoanalisa
Freud memandang sifat manusia pada dasarnya pesimistik, deterministik,  mekanistik, dan reduksionistik. Di mana manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivasi-motivasi tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah, dan oleh peristiwa-pristiwa psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama dari kehidupan. Freud menekankan peran naluri-naluri yang bersifat bawaan dan biologis, ia juga menekankan pada naluri seksual dan impuls-impuls agresif. Menurutnya tujuan segenap kehidupan adalah kematian, kehidupan ini adalah tidak lain jalan melingkar ke arah kematian.
Sumbangan terbesar Freud adalah konsep-konsepnya tentang kesadaran dan ketidaksadaran yang merupakan dasar atau kunci untuk memahami tingkah laku dan masalah kepribadian. Dengan kepercayaannya bahwa sebagian besar fungsi psikologis terletak di luar kawasan kesadaran,  maka sasaran terapi psikoanalitik adalah membuat motif-motif tidak sadar menjadi disadari. Dari perspektif ini, terapi adalah upaya menyingkap makna gejala-gejala, sebab-sebab tingkah laku, dan bagian-bagian yang direpresi yang menghalangi fungsi psikologis yang sehat.
Selain kesadaran, kecemasan juga menjadi hal yang esensial untuk menggambarkan tentang sifat manusia. Apabila tidak dapat mengendalikan kecemasan melalui cara-cara yang rasional dan langsung maka ego akan mengandalkan cara-cara yang tidak relistis yaitu tingkah laku yang berorientasi pada pertahanan ego. Freud menyakini bahwa  individu yang hati nuraninya berkembang baik cenderung merasa berdosa apabila dia melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kode moral yang dimilikinya.
Beberapa konsep dasar dari psikoanalisa diantaranya:
Manusia secara esensial bersifat biologis, terlahir dengan dorongan-dorongan instingtif, sehingga perilaku merupakan fungsi yang di dalam ke arah dorongan itu.
Manusia bersifat tidak rasional, tidak sosial dan destruktif terhadap dirinyadan orang lain. Libido mendorong manusia ke arah pencarian kesenangan.
Di mana manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivasi-motivasi tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah, dan oleh peristiwa-pristiwa psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama dari kehidupan.
Alam sadar adalah bagian kesadaran yang memiliki fungsi mengingat, menyadari dan merasakan sesuatu secara sadar. Alam sadar ini memiliki ruang yang terbatas dan saat individu menyadari berbagai rangsangan yang ada di sekitar kita.
Alam prasadar yaitu bagian dasar yang menyimpan ide, ingatan dan perasaan yang
berfungsi mengantarkan ide, ingatan dan perasaan tersebut ke alam sadar jika kita berusaha mengingatnya kembali.
Alam bawah sadar adalah bagian dari dunia kesadaran yang terbesar dan sebagian besar yang terpenting dari struktur psikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang hidupnya yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan didalamnya.
Ketidakmampuan menaruh kepercayaan pada diri sendiri dan pada orang lain.
Ketidakmampuan mengakui dan mengungkapkan perasaan-perasaan benci dan marah, penyangkalan terhadap kekuatan sendiri sebagai pribadi, dan kekurangan perasaan-perasaan otonom.
Ketidakmampuan menerima sepenuhnya seksualitas dan perasaan seksual diri sendiri.

2.3       Teori Sigmund Freud
A. Sigmund Feud memiliki teori yang sangat spektakuler dalam perkembangan dinamika psikologi yang dikenal dengan struktur kepribadian yaitu id, ego dan superego.
a. Id
Adalah struktur paling mendasar dari kepribadian yang di miliki seseorang sejak di lahirkan, seluruhnya tidak disadari dan bekerja menurut prinsip kesenangan (pleasure principle), tujuannya pemenuhan kepuasan yang segera.
b. Ego
  Ego muncul setelah usia 1 tahun, ego berkembang dari id, struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia. Superego, berkembang dari ego saat manusia mengerti nilai baik buruk dan moral.
c. SuperEgo
Superego muncul ketika dewasa, ia bertugas merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntutan moral. Apabila terjadi pelanggaran nilai, superego menghukum ego dengan menimbulkan rasa salah.
Ketiga komponen kepribadian ini berkembang melalui tahap-tahap perkembangan psikoseksual yang dibagi menjadi lima tahap sebagai berikut:
Phalic Anal 0-1  : Bayi merasakan kenikmatan pada daerah mulut. mengunyah, menggit dan menghisap adalah sumber utama kenikmatan.
Latency 1-3 : Kenikmatan terbesar anak terdapat di sekitar daerah lubang anus. Rangsangan pada daerah anus ini berkaitan erat pada kegiatan buang air besar.
Genital 3-6 : Kenikmatan berfokus pada alat kelamin, ketika anak menemukan bahwa manipulasi diri dapat memberi kenikmatan anak mulai menaruh perhatian pada perbedaan- perbedaan anatomik antara laki- laki dan perempuan, terhadap asal usul bayi dan terhadap hal- hal yang berkaitan dengan kegiatan seks.
6-12 : Anak menekan semua minat terhadap seks dan mengembangkan keterampilan sosial dan intrlektual. Kegiatan ini menyalurkan banyak energi anak kedalam bidang- bidang yang aman secara emosional dan menolong anak melupakan konflik pada tahap phalic yang sangat menekan.
12- dewasa : Dorongan- dorongan seks yang ada pada masa phalic kembali berkembang, setelah berada dalam keadaan tenang selama masa latency. Kematangan fisiologis ketika anak memasuki masa remaja, mempengaruhi timbulnya daerah- daerah erogen pada alat kelamin sebagai sumber kenikmatan.
B. Karakter
Pengalaman yang di peroleh di masa-masa pertumbuhan sangat mempengaruhi kepribadian dan karakter seseorang setelah dewasa. Menurut freud, pengalaman traumatis adalah yang sangat berpengaruh. Setiap trauma pasti memiliki dampak yang unik pada diri seseorang, yang hanya bisa di pahami berdasarkan latar belakang individual. Namun trauma-trauma yang menyangkut tahap perkembangan memiliki dampak yang hampir sama pada setiap orang, sebab setiap orang pasti melewati tahap-tahap ini.
  1. Fiksasi: Jika seseorang mengalami kesulitan ketika menjalani tahap-tahap perkembangan seperti, menghisap, belajar buang air sendiri, atau ketika menemukan identitas seksual, ini memberiarti bahwa kepribadian tetap terkurung di masa kanak-kanak yang disebut dengan fiksasi, yaitu kendala yang ditemukan pada satu tahap tetap bertahan dan mempengaruhi kepribadian atau karakter di tahap-tahap berikutnya.
  2. Karakter oral-pasif: kalau di usia 8 bulan pertama seseorang mendapat hambatan dalam mendapatkan keinginan dalam hal ini menyusu, maka orang ini akan berkembang menjadi seseorang yangcenderung bergantung dengan orang lain atau cenderung menginginkan hal-hal yang berhubungan dengan mulut, seperti makan, minum, merokok.
  3. Kepribadian oral agresif : ketika berusia 5-8 bulan pekerjaan yang paling menyenangkan adalah menggigit sesuatu, jika hal ini mengalami kendala maka akan terbentuk kepribadian yaitu memiliki hasrat untuk menggigit, seperti pensil, gagang kacamata,permen karet, atau orang lain.mereka cenderung argumentative, agresif, sarkastis.
  4. Kepribadian anal agresif: orang tua sangat berperan dalam hal ini, ada sebagian orang tua yang tidak terlalu ngotot mengajari anaknya buang air sendiri ke toilet. Mereka akan gembira sekali kalau anak berhasil melakukannya dengan baik dan tidak terlalu kecewa ketika anak gagal melakukannya dengan baik, mereka berpikir suatu saat anak akan dapat melakukannya, hal ini mempengaruhi kepribadian anak menjadi cenderung tidak rapi, sembarangan, dan ceroboh.
  5. Kepribadian anal-retentif: kebalikan dari kepribadian anal agresif, orang tua bersikap keras mungkin mengunakan hukuman, atau cemooh dalam mengajari anaknya buang air sendiri. Anak akan cenderung menjadi gila akan kebersihan, perfeksionis, keras kepala, dan agak dictator dengan kata lain sangat kaku dalam segala hal.
  6. Kepribadian phallic: kalau seorang anak laki-laki merasa tidak diacuhkan ibunya dan terancam dengan kemaskulinan ayahnya, dia tidak akan percaya diri terhadap kemampuannya sendiri, terutama dalam persoalan seksualitas. Dia mungkin akan merasa terancam dan tersiksa ketika berinteraksi dengan lawan jenisnya, beralih jadi kutu buku, tidak menyenangi hal-hal yang bersifat laki-laki dan lebih suka hidup seoerti wanita(banci). Begitu juga pada perempuan yang tidak diacuhkan ayahnya dan merasa terancam oleh kefeminiman ibunya, juga tidak akan peka terhadap potensi dirinya sendiri, sehingga kepribadiannya berkembang menjadi kelaki-lakian(tomboy).
Sebaliknya kalauseorang anak laki-laki terlalu diperhatikan ibunya dan tidak di biarkan dekat dan meniru ayahnya, dia akan mengaggap dirinya tidak bisa hidup tanpa ibu, karena tidak ada di dunia ini yang menyayanginya seperti ibunya. Diapun tidak akan mengidentifikasi diri dengan ayahnya. Begitupula seorang anak perempuan yang terlalu diperhatikan dan dimanja ayahnya dan fungsi ibu tidak terlalu dominan dalam hidupnya, dia akan menjadi gadis manja, keras kepala, egois, dan tomboy.
Ego mempunyai tugas yang sangat berat sebagai penyeimbang antara Id dengan Superego, sehingga merasa terancam dan dirundung kecemasan. Menurut freud ada tiga jenis kecemasan: pertama, kecemasan realistic. Dalam kehidupan sehari-hari kecemasan ini kita sebut sebagai rasa takut.
Kedua, kecemasan moral. Ini akan kita rasakan ketika ancaman datang bukan dari luar, dari dunia fisik, tapi dari dunia social superego yang telah terinternalisasi kedalam diri kita, dengan kata lain yaitu rasa malu, rasa bersalah, atau rasa takut mendapat sanksi. Terakhir, kecemasan neurotic. Perasaan takut jenis ini muncul akibat rangsangan-rangsangan id. Kalau anda pernah merasakan kehilangan id, gugup, tidak mampu mengendalikan diri, perilaku, akal, dan pikiran anda, maka anda saat itu sedang menggalami kecemasan neurotic yang biasanya hanya di sebut dengan kecemasan saja. Maka dari itu terciptalah sembilan pertahanan diri yang lebih kita kenal dengan defend mechanism ego.
a. Represi
Represi merupakan penyimpanan suatu ingatan yang pernah dialami ke dalam alam tidak sadar sehingga tidak akan muncul kembali ke dalam kesadaran. Hal-hal yang direpres merupakan kejadian-kejadian yang menimbulkan ancaman bagi ego seperti kejadian yang menyedihkan. Contohnya seorang yang dihianati oleh pasangannya, ia merasa sakit hati dan ingin melupakannya kedalam alam bawah sadarnya sehingga ketika ia sadar kejadian yang membuat dia sakit hati akan lupa.
b. Reaction formation
Reaction formation membuat manusia bereaksi sebaliknya dari yang ia kehendaki, dalam rangka menyesuaikan diri dengan superego. Contohnya seorang kakak sangat begitu membenci terhadap adiknya karena telah menyebabkan ayahnya meninggal dunia, kemudian ia ingin sekali membunuh adiknya, tetapi karena superego tidak memperkenankan akhirnya ia lampiaskan pada kasih sayang yang berlebihan terhadap adiknya dan penuh kepura-puraan hingga adiknya merasa tidak suka.
c.  Proyeksi
Manakala dorongan dari dalam menyebabkan kecemasan yang berlebihan, ego biasanya mengurangi rasa cemas tersebut dengan mengarahkan dorongan yang tak diinginkan ke objek eksternal, biasanya ke orang lain. Misalnya, seorang pria secara konsisten mengartikan tindakan dari wanita yang lebih tua sebagai upaya untuk menggoda dirinya. Secara sadar, pikiran melakukan hubungan seksual dengan wanita yang lebih tua membuat pria tersebut jijik, tetapi tersembunyi dialam tidak sadar terdapat ketertarikan erotis yang kuat pada wanita-wanita tersebut
d. Displacement (pengalihan)
Adalah dimana seseorang tidak dapat  melampiaskan kekesalannya terhadap orang yang dituju sehingga ia melampiaskannya kepada orang ataupun benda yang lain. Misalnya, seorang perempuan yang marah pada teman sekamarnya bisa mengalihkan rasa marahnya kepada para pegawainya, kucing peliharaannya, ataupun boneka miliknya tetapi tetap menunjukan sikap yang ramah pada teman sekamarnya.
e. Rasionalisasi
Ketika dorongan-dorongan id ingin keluar tetapi ditahan oleh superego, maka ego akan berusaha untuk menalarkan dorongan tersebut sedemikian rupa agar tindakan tersebut dapat dibenarkan. Tindakan tersebut adalah rasionalisasi. Seringkali para orang tua memukul anaknya dengan alasan untuk mendidik anaknya. Memukul anak adalah dorongan id yang ingin dikeluarkan, dan dalih mendidik anak adalah rasionalisasi yang dilakukan oleh sang ego agar dapat diterima oleh superego. Padahal tetap saja memukul anak adalah kegiatan yang negatif.
f. Supresi
Sama seperti represi, supresi juga menekan sesuatu yang dianggap membahayakan ego ke dalam alam ketidaksadaran. Bedanya, supresi menekan hal-hal yang berasal dari ketidaksadaran sendiri dan belum pernah muncul ke alam sadar. Contoh dari supresi yaitu dorongan Oedipus complex (dorongan seksual anak laki-laki yang mencintai ibunya).
g. Sublimasi
Sublimasi adalah mengalihkan dorongan-dorongan yang tidak diperkenankan untuk muncul oleh superego ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh superego. Misalnya adalah dorongan agresi untuk membunuh orang. Dorongan ini tentu saja tidak akan diterima oleh superego karena tidak sesuai dengan norma masyarakat; dorongan ini akan dialihkan menjadi bentuk lain misalnya bertinju agar dapat diterima oleh superego.
h.Kompensasi
Seseorang merasa lemah di suatu bidang, lalu berusaha untuk meningkatkan prestasinya di bidang lain merupakan bentuk dari kompensasi. Kompensasi ini bertujuan agar ego tidak terluka karena rasa rendah diri. Contohnya, seseorang pria yang kurang pandai dalam pelajaran matematika akan berusaha meningkatkan prestasinya dalam bidang olahraga agar ia tetap dapat menerima dirinya.
i. Regresi
Regresi merupakan pemunduran kondisi psikologis individu ke tahap sebelumnya yang lebih aman dan nyaman, untuk menghindari ancaman terhadap ego. Misalnya seseorang yang sudah memasuki usia dewasa tetapi belum siap untuk menjadi individu yang dewasa akan bersikap kekanak-kanakan kembali, seperti kembali bermain mainan anak-anak atau lainnya.






BAB 3
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Teori psikoanalisa adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut.
Psikoanalisa berkaitan erat dengan kepribadian seseorang yang di tunjukkan melalui teori milik Sigmund freud yang memuat tentang struktur kepribadian (Id, Ego dan Super Ego).
Pengalaman traumatis sangat berpengaruh pada kepribadian seseorang, seseorang yang mengalami hambatan dalam tahap-tahap perkembangan akan berpenggaruh pada kepribadian seseorang di masa dewasa.
Psiko analisa merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Psikologis terkait dengan tradisi Jerman yang menyatakan bahwa pikiran adalah entitas yang aktif, dinamis dan bergerak dengan sendirinya.
Psiko analisis merupakan psikologi ketidaksadaran, perhatiannya tertuju ke arah motivasi, emosi, konflik, simptom-simptom neurotik, mimpi-mimpi dan sifat-sifat karakter

3.2       Daftar Pustaka
Zaviera, Ferdinand. 2008. Teori kepribadian sidmund freud. Jogjakarta: Prismasophie.
wade, carole; tavris,carol. 2007. Psikologi, edisi ke-9. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Feist, jess; feist, Gregory j. 2010. Theories of personality. Salemba humanika
 Breman, james F. 2006. Sejarah dan sisem psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafndo Persada.
Suryabrata, S. (2000). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Bertens, K. (2006). Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Moore dan Fine. (1968). a Glossary of Psychoanalytic Terms and Concepts. halaman 78
(Inggris) Ciccarelli, S. K., White, N. J. (200). Psychology. New Jersey: Pearson.
(Inggris) Alwisol. (2008). Psikologi Kepribadian. Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah.
Kramer, G.P., et all. (2010). Introduction to Clinical Psychology (7th ed). New Jersey: Pearson.





Komentar

Postingan Populer