TUGAS ILMU BUDAYA DASAR 2

\
MANUSIA DAN PENDERITAAN


     Manusia memiliki banyak keinginan, harapan dan mimpi mimpi besar selama menjalani kehidupan di dunia, karena itulah mereka berusaha meraihnya agar bisa meraih apa yang diimpikannya selama ini. Namun, terkadang ekspektasi dan impian tak sesuai dengan kenyaaan, hal inilah yang sering menyebabkan munculnya rasa kecewa dan mendatangkan kesedihan yang nantinya bisa menyebabkan penderitaan. 

A. Pengertian Penderitaan
     Penderitaan berasal dari kata dasar derita. Sementara itu kata derita merupakan serapan dari bahasa sansekerta, “dhra”  yang memiliki arti menahan atau menanggung. Jadi dapat diartikan penderitaan merupakan menanggung sesuatu yang tidak meyenangkan. . Penderitaaan dapat muncul secara lahiriah, batiniah atau lahir-batin. Penderitaan secara lahiriah dapat timbul karena adanya intensitas komposisi yang mengalami kekurangan atau berlebihan, seperti para pengungsi gunung Sinabung yang kekurangan bahan pangan dan obat-obatan, atau seorang kuli yang punggungnya merasa sakit karena membawa beban yang terlalu berat. Sedangkan penderitaan secara batin disebabkan perasaan kita yang terganggu oleh keadaan atau sebab tertentu, misalnya rasa sedih karena ditinggal anggota keluarga yang meninggal atau rasa kecewa karena dikhianati seorang sahabat yang sangat kita percayai. 

    Adapun penderitaan lahir-batin dapat muncul dikarenakan penderitaan pada sisi yang satu berdampak pada sisi yang lain atau dengan kata lain penderitaan lahiriah memicu penderitaan batiniah atau sebaliknya. Misalnya seorang anak yang merasa sedih lalu depresi karena tak lulus UN, lalu ia tak bernafsu makan dan terus menerus mngurung diri didalam kamarnya hingga sakit.
 Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu pristiwa  yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan.
Namun, apapun yang terjadi kita harus mampu memahami penderitaan adalah bagian dari relitas dan cobaan agar kita mampu menjadi pribadi yang matang dan kuat dalam menjalani kehidupan di dunia. Orang orang besar dan sukses adalah orang orang yang mampu menjadikan penderitaan sebagai batu pijakan pertama menuju kesuksesan.

B. Siksaaan
        Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat dari siksaan yang dialami seseorang menimbulkan penderitaan.  Akiabt siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yang sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. 

          Ketakutan yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia.banyak sebab yang menjadikan seseorang  merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, keakitan, kegagalan. Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemnya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.

C. Kekalutan Mental
       Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.

Tahap-tahap Gangguan Kejiwaan
1. Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan

Sebab-sebab timbulnya Kekalutan Mental
1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
2. Terjadinya konflik sosial budaya
3. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.

Proses-proses Kekalutan Mental
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan negatif. Positif; Trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebagai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya. Negatif; Trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan  mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.


 Oleh karena itu, penderita kekalutan mental lebih banyak terdapat dalam lingkungan :

1. Kota-kota besar banyak memberikan tantangan-tantangan hidup yang berat, sehingga orang merasa dikejar-kejar dalam memenuhi keperluan hidupnya. Akibatnya, sebagian orang tidak mau tahu penderitaan orang lain, timbullah egoisme yang merupakan salah satu ciri masyarakat kota.
 2. Anak-anak usia muda tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena tidak berimbanganya kemampuan dengan tujuannya, dan karena belum berpengalaman. Orang-orang usia tua pun sering mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya, akibat norma lama yang dipegangnya secara teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tengah berlaku.
3. Wanita umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah dan memendamnya di dalam hati (introver). Namun, sulit mengeluarkan perasaannya tersebut, sementara mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih lemah. Hal ini mengakibatkan mereka banyak memendam masalah dalam hati, sehingga tidaklah mengherankan kalau kaum wanita  banyak yang menjadi penderita psikosomatik (penyakit akibat gangguan kejiwaan) dari pada kaum pria.

4.  Orang-orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi sehingga sikap pasrah pada umumnya tidak dikenalnya. Dalam keadaan yang sulit, orang seperti ini mudah sekali megalami penderitaan, diperkirakan bahwa jumlah penderita golongan ini mencapai 40 %.
5. Orang yang terlalu mengejar materi, seperti pedagang dan pengusaha, selalu memiliki sifat ‘gigih’ dalam memperoleh tujuan kegiatanya, yaitu mencari untung sebanyak mungkin. Mereka adalah kaum materialis dan biasanya mengabaikan masalah spiritual yang justeru membuat seseorang pasrah pada saat-saat tertentu.

Cara-cara untuk menghindarkan diri dari frustrasi antara lain adalah sebagai berikut :
Seseorang harus memelihara kesehatan jiwa (mental health) yang memiliki ciri-ciri seperti memelihara tujuan hidup, bergairah namun tetap serta harmonis, ada keseimbangan antara kemampuan dan tujuan, memiliki integrasi dan regularisasi tehadap struktur kepribadian, dan efisien dalam tindakan-tindakannya.
Melatih berpikir dan berbuat wajar tanpa menggunakan defence mechanism atau escape mechanism yang negatif. Artinya hanya bersifat pertahanan mundur yang pada suatu saat akan mengakibatkan seseorang terpojok sendiri. Untuk menghindari hal tersebut, salah satu cara yang baik adalah dengan melakukan positive thinking, yaitu suatu cara untuk memecahkan persoalan dengan berpikir jauh ke depan (futuristis). 
Berani mengatasi kesulitan sebagai respons terhadap challenge (tantangan) yang dihadapi agar dirinya survive dalam kehidupan. Keberhasilan seseorang dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi akan membuat dirinya menjadi puas.
Berkomunikasi dengan orang lain, terutama dengan para ahli (Psikiater). Lebih dari itu adalah menghilangkan himpitan perasaan untuk memperoleh petunjuk dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi, selain dengan para ahli, cara mengatasi persoalan juga dapat dilakukan dengan berkomunikasi dengan kawan akrab. Kawan akrab dapat diajak bertukar pikiran, sehingga bisa membantu dalam meringankan masalah yang sedang dialami serta bisa saling mencari solusi.  

D. Sebab sebab Penderitaan

1. Penderitaan karena perbuatan manusia.
Adalah penderitaan yang disebabkan oleh perbuatan buruk manusia itu sendiri terhadap sesamanya atau kepada alam sekitarnya.  Contohnya seorang anak yang sombong dan suka berbohong demi membuat orang lain terkesan akan menyebabkan ia menderita kesepian karena tak ada kawan yang mau berteman dengannya. Contoh lainnya, banjir yang akhir akhir ini terjadi dikarenakan masyarakat yang senang membuang sampah sembarangan dan mencemari sungai.
Ada pula penderitaan yang disebabkan kelalaian manusia, seperti bencana meledaknya pembangkit energy Nuklir Chernobyl di Rusia yang dikarenakan kelalaian para ilmuan dalam pengawasan reactor tersebut.

2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan.
Penderitaan dapat juga disebabkan oleh penyakit yang telah ditakdirkan tuhan dan takdapat kita sangkal, seperti seorang anak yang dilahirkan dalam keadaan buta atau seorang guru yang mengalami patah kaki karena mengalami kecelakaan sepulang mengajar. 
Tapi meski begitu, kita tak boleh berputus asa dan menyalahkan takdir tuhan atas apa yang terjadi karena tuhan menggariskan sesuatu selalu dengan hikmahnya. Yang harus dilakukan manusia adalah tetap selalu berdoa, tawakal dan berusaha tanpa berputus asa.

E. Pengaruh Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh dan sifat bermacam-macam dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dari sikap negative ini dapat timbul sikap anti, atau tidak punya gairah hidup.

Selain itu ada juga sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa; anti ibu tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri; anti kekerasan, ia berjuang menentang kekerasan, dll.

Terkadang, penderitaan dan siksaan hebat menyebabkan depresi dan kesedihan, untuk bangkit dari keterpurukan tersebut biasanya orang menghadapi beberapa tahap yang disebut Lima Tahap Kesedihan atau Five Stages Of Grief seperti yang ditulis   Elisabeth Kubler-Ross dan David Kessler. Dengan mengetahui tahapan-tahapan ini, diharapkan kita dapat memahami kondisi apa yang sedang kita hadapi dan apa respon-respon yang akan kita terima, dan sebaliknya, kita mampumemberikan semangat dan sikap yang tepat kepada orang-orang yang berada dalam masa kesedihannya.

1. Stage Pertama, Denial. Perasaan tidak terima. Ini adalah posisi di mana seseorang merasa bahwa dunia ini tidak ada artinya. Tahap ini yang membentuk kekuatan seseorang untuk tetap bertahan menghadapi kesedihannya akan kehilangan seseorang ataupun kesedihan-kesedihan lain. Seseorang akan cenderung mencari-cari cara yang cepat untuk melalui ini dan kebanyakan masih dengan penuh tanya, kalaupun ada cara, mengapa harus dilakukan.
Semakin banyak cara-cara yang dicari untuk melewati tahapan ini, seseorang mulai menerima kenyataan dari kehilangan mereka dan tanpa sadar mulai mengobati diri. Seseorang menjadi lebih kuat dan mulai perasaan tidak terima mulai memudar.

2. Stage Kedua, Anger. Kemarahan. Oleh Elisabeth dan David, stage ini dianggap perlu dalam proses pemulihan/penyembuhan dari kesedihan. Rasakan kemarahan Anda, jangan hanya menunjukkannya. Dalam marah, ada kepedihan, dan sangat wajar jika seseorang yang marah akan merasa diacuhkan, mulai menyalahkan orang-orang di sekitar. Semakin dirasakan, kemarahan itu akan hilang, dan lebih-lebih akan memberikan hubungan baru dengan orang-orang di sekitar Anda. Yes, the power of Anger, yang orang jarang lihat dan jarang dapati.
Kita lebih tahu tentang bagaimana mengekspresikan kemarahan dibanding merasakannya. Kemarahan hanya indikasi lain dari cinta seseorang. 

3. Stage Ketiga, Bargaining. Penawaran. Sebelum kehilangan dan kesedihan menghampiri, seseorang biasanya akan memohon dan melakukan apa saja untuk keberadaan seseorang yang dicintai atau menjaga kalau-kalau akan kehilangan sesuatu. “Saya tidak akan begini, begitu, jika saya bisa bersama mereka..” dan lain-lain. Dalam tahapan ini, ya, hal itu akan kembali masuk ke dalam pikiran seseorang yang mengalami kesedihan. Statement seperti “if only..“, “what if..” membawa seseorang berintrospeksi diri. Menunjukkan kesalahan yang mungkin ada pada dirinya. Stage-stage ini bisa saja kembali mundur atau maju, berbeda cara seseorang menyembuhkan diri dari setiap kesedihan yang datang.

4. Depression. Depresi. Setelah melewati tahapan Bargaining, seseorang akan masuk ke dalam tahapan depresi. Di mana mereka kembali ke realita sekarang, menyadari bahwa sepi yang ia dapat setelah kehilangan seseorang. Seseorang akan menyadari bahwa sesuatu yang hilang tidak akan kembali lagi.  Depresi bukanlah gangguan mental. Ia hanya respon. Depresi merupakan tahapan yang perlu untuk penyembuhan dari menghadapi kesedihan.

5. Stage terakhir, Acceptance. Penerimaan.  Kondisi ini sering disamakan dengan “OK” ataupun“all right”, “baiklah”. Padahal kebanyakan orang yang baru kehilangan seseorang yang dicintainya tidak pernah merasakan “OK”. Stage ini lebih mengarah kepada penerimaan bahwa seseorang yang dicintai sudah tidak berada di samping kita lagi. Seseorang tidak akan pernah menyukai keadaan seperti itu, tetapi kebanyakan menerima kenyataan. Seseorang akan belajar bagaimana hidup dengan keadaan tersebut, learn to live.
Dengan melakukan penerimaan ini, seseorang bisa mendapati hari-hari yang lebih baik dibandingkan dengan buruknya. Membentuk hubungan baru, mendengarkan kebutuhan-kebutuhan kita. We move, we change, we grow, we evolve.



Sumber:
http://dhandydhandy.blogspot.com/2013/06/ilmu-budaya-dasar-manusia-dan.html
http://ashbaswag.blogspot.com/2012/04/pengertian-penderitaan-dan-siksaan.html
http://fitrahmp.wordpress.com/2013/05/11/lima-tahapan-kesedihan-the-5-stages-of-grief/







Komentar

Postingan Populer